Unrequited Love.

Unrequited love, atau mungkin gue bisa bilangnya cinta yang tidak diharapkan, kek gini sering banget terjadi di masyarakat, dengan banyak faktor tentunya, seperti, si cowo suka ma cewenya, tapi cewenya ga suka, orang tua salah satu pasangan tidak setuju, temen – temen juga pada ga setuju, atau mungkin masih banyak alasan lainnya kenapa hal ini bisa terjadi.

Gue? Secara pribadi, pernah mengalami hal ini, baik yg nolak maupun ditolak, dulu gue waktu SMA, ada lah beberapa yang nolak gue dengan berbagai alasan, salah satu alasan yang menurut orang – orang paling klise, mau fokus ujian dulu. Dulu, waktu itu emang kesel banget diputusin gegara alasan macam tai gitu, tapi setelah dipikir – pikir, yah lebih baik pake alasan itu, daripada berbicara sesungguhnya, tapi malah menyakiti hati. White lies. Buat kalian yang mungkin belum artinya white lies, itu artinya kebohongan putih, atau kalo gue artiin, kebohongan yang dibolehkan untuk menutupi sesuatu tanpa menyakiti berbagai pihak.

Gue masuk kuliah, gue kira masalah itu bakalan berkurang, yah emang sih berkurang, tapi sekalinya ada, gue masih tetep kerepotan. In this moment, i don’t what i’ve already done, tapi kayaknya gue udah melakukan kesalahan, menurut mereka, gue yang salah, karna udah bikin baper temen – temen mereka, but in another side, i think, i do what should i do with my another friends. Like hang out together, sharing some stories, telling about plans, and all bout that shit things. Yah, gue hanya pingin memberi warna baru dalam sedikit hidup gue yang masih segini – segini aja. That’s all.

AAAARRRGGGGGHHHH!!!! Persetan dengan ini semua, gue jengah, ketika sesuatu yang ada di masyarakat hanyalah tentang benar dan salah, ketika apa yang gue lakukan terasa seperti harus mengikuti apa yang mereka pengen, padahal yang ngejalanin itu semua gue. Shit.

Lalu gue coba cerita ke salah satu sahabat gue, sahabat lama banget, dan baru bisa dikontak karna doi baru aja lulus SMA, anyway selamat ya diterima di kampus seni, i really want it too. Gue cerita ke temen gue tentang inti masalahnya, lalu doi bilang “lah, lu napa? Bukannya lu udah biasa cuek ya? Ngapain dengerin omongan orang lain? Mana hal yang jadi ‘lo’ banget itu? Dasar ampas” dan gue Cuma bisa ketawa ngehe. He he he. Apa yang dibilangin temen gue bener sih, and i feel i already walk alone so far away from my first place. It’s good for me, and i love it too. Ah, i really love being myself. Really.


For the last thing, i’m so sorry with all of my mistake, and right now, i feels like i’m a cold guy, and an old soul. I love it. Thanks God.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penghamba Diet.

Pelacur Metropolitan