Dunia Tanpa Agama

Akhir - akhir ini, tepatnya setelah pergantian semester dari semester 4 ke 5 yang berarti saya sendiri sudah kuliah 2 tahun lebih. Saya mencoba mereview sedikit apa yang udah terjadi dengan kampus selama 2 tahun belakangan ini, Yah, meskipun ga banyak perubahan yang signifikan, tapi setidaknya banyak yang berubah, alhamdulillah.

Pertama - tama, ternyata, selama 2 tahun temen - temen kuliah ditinggal, eh gimana ya, maksud saya, saya jarang kumpul sama mereka, maksud saya biar tiap ngumpul ada perubahan yang berarti gitu, dan ternyata bener emang. Mereka rata - rata ada kemajuan, seperti misalnya, temen saya awalnya jomblo 19 atau 20 tahun, akhirnya ada gebetan, cece lagi gebetannya. Keren.

Temen saya yang cewe, baik baru kenal sampai yang kenalnya udah dari jaman lama banget, sebelum seperti sekarang, mereka rata - rata sudah pada punya pacar, padahal kalau dulu, lagi ga ada kerjaan trus bosen ga tau harus ngapain, tinggal ngabarin, trus main deh. Sekarang mah udah ga gitu lagi... Tapi turut berbahagia lah! (:

Tapi, setelah saya amati baik - baik, entah kalian merasa atau tidak, rata - rata ketika kita dekat dengan seseorang, dan akhirnya kalau dalam bahasa jaman sekarang adalah jadian, kita cenderung untuk mengklarifikasi sesuatu menjadi milik kita, padahal bukan siapa - siapanya. Cuma pacar, tunangan atau mungkin bahkan seorang suami atau istri. Kita merasa sangat memiliki dan orang lain tidak punya hak untuk dekat dengan orang tersebut. Bukannya ga boleh, cuma mbok ya ngerti, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan...

Atau, mungkin dalam sesuatu yang lebih luas, dalam bermasyarakat, kita merasa suatu golongan tertentu lebih superior atau lebih tinggi hak nya dibandingkan golongan lainnya, agama satu lebih baik daripada agama lainnya, sahabat lebih baik daripada teman, atau apapun itu lah. Kita cenderung untuk merasa lebih tinggi daripada yang lain. Tidak masalah, tapi kalau kayak begini trus, kapan semua bisa berdamai dan saling memahami satu sama lain? Kalau katanya The Beatles dalam liriknya di lagu Imagine, 
"Imagine there's no countries, It isn't hard to do, Nothing to kill or die for, And no religion too, Imagine all the people, Living life in peace.."
Ah yasudahlah, saya mah apa atuh, hanyalah seseorang yang lebih cinta akan kedamaian untuk sesama, daripada harus bertengkar untuk urusan sepele

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penghamba Diet.

Pelacur Metropolitan