Ragu - ragu
Ragu.
Ragu - ragu ku melaju.
Melaju ke arah tak tentu.
Bukan, aku bukannya tak tau arah tujuanku.
Aku, hanya sedikit merindu.
Rindu saat posisiku yang dulu.
Bermain gembira, bak bocah berusia tujuh.
Melakukan sesuatu, tanpa takut keliru.
Kerjaan setiap hari hanya bermain sambil menikmati hujan yang sendu.
Soal cinta? Itu masih tabu waktu itu.
Yang jelas kuingat, cinta pertamaku adalah ibu.
Usiaku sekarang, sudah menginjak belasan,
Tugas dan kerjaan, sudah bertumpukan,
Tentu, tugas itu kukerjakan,
Meski terkadang, hasilnya tak memuaskan.
Tidak apa, proses memang melelahkan,
Yang penting, berusaha tidak akan mengecewakan.
Beberapa tahun lagi, usiaku dua puluh lima.
Mereka bilang, usia segitu sudah seharusnya menikah.
Tapi menurutku, bukan begitu.
Tentu, aku tentu ingin menikah,
Ingin merasakan berbagi cerita, kasih sayang, dan suka cita.
Hal - hal yang buruk pasti terjadi,
Seperti kisah sedih, duka cita, dan mungkin, isak tangis.
Tapi, hidup bukan hanya tentang meratapi keburukan, kan?
Menikah itu merepotkan,
Aku belajar banyak dari orang tua, teman bahkan saudara.
Bukan berarti, karna itu aku takut menikah,
Aku hanya berpikir,
Menurunkan ego, bersedia berbagi cerita, siap menerima hal buruk bersama,
Apakah aku siap?
Entahlah.
Aku, hanya sedikit meragu.
Komentar
Posting Komentar