Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Sonia | Senyum Tak Bertuan. (Part 1)

Jumat, 30 Desember 2014 19.13 McDonald's Surabaya. Aku melihat handphone ku, memastikan semua berjalan sebagaimana mestinya, acara hari ini dimulai jam 8 malam, di Empire Palace Surabaya, buat kamu yang ga tau Empire Palace, Surabaya itu apa, jadi itu tempat buat nikahan, dan rencananya aku bareng temen - temen mau kesana, karna salah satu sahabat kita ada yang menikah. Tetapi seperti biasa, orang Indonesia budayanya ngaret. Jam segini, si Gema belum datang juga, katanya dia mau nyusul temennya dulu dan datang on time, tapi sampai jam segini belum datang juga. Kampret. Aku mencari namanya di kontak handphone, scroll scroll scroll.... Aha! Ketemu juga. Langsung ku telpon si Gema. "Woy Gem, sampai mana? Lama bener?" "Duluan aja, Put. Ini masih nungguin si Lula sama Sonia dandan dulu. Sorry yak! Hahaha" "What?? Bawa 2 cewe nih jadinya? Gila - gila, si Gema ga berubah dari dulu, tetep rajanya playboy hahaha" "Berisik lu pret, katanya kemar...

Kota Tanpa Dosa

Kota Tanpa Dosa Atau Lebih Tepatnya, Kota Tanpa 'Manusia'. Ku Melihat Manusia, Tanpa Rasa Kemanusiaan. Loyalitas, Kejujuran, Kemanusiaan? Kurasa Semua sudah di konversikan. Menjadi apapun, harta, tahta, hingga wanita. Kurasa ku hanya picik, Mungkin juga sirik. Atau bahkan munafik? Hahaha, ku hanya bisa tersenyum licik. Ku tak banyak berharap, Karna ku tidak banyak bertindak. Ku juga tak ingin menuntut. Sapa yang sudi untuk dituntut? Yang ku tahu, Atau lebih tepatnya ku yakini. Masalah besar membawa perubahan? Tidak selalu Setahu saya, yang kecil selalu berarti.

Dusta dan Palsu.

Hidup itu indah, penuh dengan cerita. Sedikit derita, tetapi selalu berusaha cinta. Mereka bilang, aku itu pendusta. Bertaburan kata - kata cinta. Hidup bergelimang harta Dihiasi oleh ribuan wanita. Semua kumiliki, bahkan termasuk tahta. Mereka bilang, semua tentang hidupku palsu. Tatapanku membuat orang tersipu malu. Perkataanku selalu bisa membuat orang membisu. Perhatianku, membunuh diri dan mimpimu.

Lupa Jatuh Cinta

How can someone love the other without loving theirself?

Pelacur Metropolitan

Aku adalah Pelacur, Pelacur Metropolitan, Kesana - kemari untuk Melacur Tujuan? Apalagi kalau bukan untuk kesenangan. Facebook, Twitter, Instagram, kupunya semua. Followerku? Ribuan. Likes? Tak ada yang dibawah ratusan. Komen? Maksudmu, fansku? Haha. Barang - barang branded semua kupunya, Asli? Tentu, gatal aku kalau pake barang palsu. Harga? Tak mungkin lah kamu mampu menebusnya, Matre? Tidak, aku hanya realistis terhadap hidupku. Mereka bilang aku pelacur, Keluar tiap malam hanya untuk bersenang - senang, Bir, Narkotika, Sex bebas, seperti melekat padaku. Bahkan mereka mencariku, untuk bersenang - senang. Mereka bilang hidupku bahagia, Duit tak pernah habis, dan teman dimana - mana. Hidup tanpa susah, tawa selalu menggila, Bahkan, ada yang mau mengikuti gayaku, lucu ya? Aku pelacur metropolitan. Menyenangkan? Tentu, bergelimang harta, tahta dan kuasa. Ku rasa, kamu juga pelacur metropolitan. Benar bukan?

Suara Minoritas

Suara Minoritas, Kecil tapi berkualitas, Selalu kalah dengan yang berkuantitas, Dianggap remeh oleh orang Mayoritas. Cina, non-muslim, non-pribumi, antik asing, kafir. Itu kau sematkan padaku. Buat apa? Apa kau takut tersingkir? Atau mungkin, kau tidak berani tuk bermain adil? Kau bilang, jadi minoritas jangan belagu dihadapan mayoritas Alasanmu, mayoritas adalah suara yang mewakili semuanya, Mewakili? Heh, hakku saja kau renggut secara paksa. Mungkin kau belum pernah merasakan jadi minoritas. Sedih, sesal, kecewa, kurasakan. Dan kau? Apa pernah memikirkannya? Hah, bahkan mungkin terlintas dipikiranmu pun tidak. Kita mengaku bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika Berbeda, tapi tetap satu jua. Selisih? Tentu pasti ada, Tapi tidak akan merobohkan bangsa Indonesia. Bolehkah aku meminta? Meskipun mungkin, terdengar olehmu pun tidak. Berlaku adil lah dan saling menghormati sesama, Itu mungkin kunci, Bhinneka Tunggal Ika