Postingan

Cerita di Pesawat | Pura - Pura Gila (Part 3)

Pesawat sudah terbang sekitar 3 jam lebih, dan gue bingung mau ngapain lagi. Dengerin iPod? Sudah. Baca buku? Sudah. Ngobrol dengan Sherly? Sudah, nih sekarang anaknya lagi tidur di sebelah, dan kepalanya nyender di bahu gue. Gue mau bangunin ga enak, mukanya kek nyenyak banget gitu, ngerasa risih juga engga, karena udah lama ga ada yang nyender. Hehehehe. Tadi, sewaktu Sherly tidur dan gue bosen baca buku. Gue coba ngobrol dengan emak si ciprik yang nanyanya bikin kesel tadi sebelum take off. Dia cerita, kalau mau menghadiri wisuda anak sulungnya yang kuliah di Melbourne. Suaminya udah berangkat duluan, si istri ga bisa berangkat karena harus nyelesaiin kerjaan dulu di kantor, dan si ciprik lagi musim ujian, jadi ga bisa ditinggal. Gue Cuma manggut – manggut, karena kalau mengingat posisi gue sekarang, Cuma bisa meringis sedih. Hiks. Gue sebenarnya tadi ada niatan tidur juga, karena perjalanan masih ada sekitar 3 jam lagi, tapi selama traveling sendirian kemana – mana, gue ga...

Teman Lama | Pura - Pura Gila (Part 2)

Kalau ada yang bilang, nunggu pacar / gebetan peka itu menyebalkan, berarti mereka ga pernah ngerasain yang namanya delay lebih dari 2 jam, ditambah dengan ga pakai paket data, dan juga wifi di bandara lagi eror. Nikmat Tuhan mana yang kau dustakan? Hm. Iya, pesawat gue delay, entahlah, ga dijelasin kenapa bisa delay, tapi karena gue baru aja dapat roti dan beberapa snack, sebagai kompensasi delay. Gue mengurungkan niat buat marah – marah. Sebenarnya sih, ada alasan lain kenapa gue memikirkan buat ga marah. Di sebelah, ini ada cewe cakep, rambut sebahu dan juga pakai kacamata frame bundar, warna coklat tua, pakai baju kaos hitam biasa, tulisan ‘New York’ di bagian dada, dengan jaket bomber warna biru tua dan celana jeans yang sedikit sobek di lutut. Daritadi, yang dia lakukan hanya main iPad sambil dengeri lagu di iPod. Tipikal cewe sosialita. Niat awal tadi mau kenalan, tapi bingung mau ngomong apa. Yauda, gue mengurungkan niat buat kenalan, dan memilih buat menyalakan laptop...

Merantau. | Pura - Pura Gila (part 1)

“Hampir semua orang punya masalah, gue? Orang bilang, gue adalah sumber masalah itu sendiri. Hahaha. Kampret emang, tapi menurut gue pribadi, gue termasuk tipikal orang yang prepare terhadap segala apapun, termasuk ....” “Naaaaaakkkkkk!!!! Ayo siap – siap, katanya kau mau berangkat ke luar negeri, harus check-in di bandara dulu 2 jam sebelumnya, ayo naaaaak jangan terlambat, lebih mahal tiketnya daripada kau naaaaak!!!” emak gue teriak dari lantai bawah, selalu begitu, maklum orang batak. Gue menghela. “iya mak, sebentar lagi buat openning video nih.” “Openang opening openang opening, buruan kok, ga inget dulu kau gimana?! Pernah telat berangkat ke singapur gegara kebiasaanmu ngaret, ha?” omel emak, selalu ga bisa diem kalau belum diturutin maunya. “Iye iye, ini mau turun. Wait beresin kamera bentar.” Emak ga ngomong lagi, mungkin udah capek dengerin aku ngeles mulu. Btw, kenalin nama gue Henra Otniel Siburian. Lu bisa manggil gue Otniel, jangan Henra, ntar lu bakal ...

Rindu | Senyum tak Bertuan (Part 4.1)

Bercerita dengan Harris selalu menyenangkan, dia selalu bisa jadi sosok yang diandalkan, ketika ada masalah, bercerita padanya terasa seperti masalah lebih mudah untuk dikerjakan, jalan berdua bersamanya selalu terasa seperti ada sosok yang selalu sigap untuk melindungi. Bahkan, hanya dengan melihat senyumnya saja, sudah cukup membuat hari lebih indah daripada biasanya. Hari ini pun begitu, meskipun tidak banyak bercerita, karena Harris capek sekali, setelah dinas keluar kota beberapa hari belakangan ini. Satu yang gue tahu, setelah dia menikah, dia lebih tenang daripada biasanya, lebih terasa jiwa ke-bapak-annya daripada dulu. Ah! Kesal gue! Kenapa dia menikah dengan perempuan lain? Sungguh beruntung perempuan itu. Ditambah dengan wajahnya yang sekarang lebih ganteng daripada waktu kita pacaran dulu, kalau jadi istrinya, pasti sudah gue cumbui tiap malam, memeluknya sebelum terlelap, dan morning-sex bakalan jadi aktivitas yang kita lakukan setiap hari, sebelum Harris berangkat kerj...

Akting itu Penting | Senyum tak Bertuan (Part 4)

Ada hening panjang, entahlah. Ga seperti biasanya, dulu, setelah ciuman, baik sengaja maupun engga, si Laras tetap sama bawelnya, cerita apapun yang terlintas di pikiran, yang di rasa, bahkan yang ga penting seperti ngomentarin jalanan macet pun, dia lakukan. Kali ini, beda. Aku biarin, takut ngeganggu apa yang dia pikirin. Biasanya kalau dia lagi mikir terus diganggu, bisa - bisa aku diusir dari mobil sendiri. "Put." Laras memulai percakapan. Suaranya mengecil, seperti menyembunyikan sesuatu. "Iya, Ras?" "Engga, ga jadi Put." "Loh? Ada apa Ras? Bilang aja." "Engga, beneran deh ga ada apa - apa kok." "Yakin?" "Iya." "Hmmmm" "Ada apa Put?" "Engga, kamu bohong ya?" "Bohong? Engga kok, beneran deh." "Yaudah deh." "Ih kok ga ditanyain 'kenapa?' 'Cerita dong' atau apa gitu, jahat deh." "Lah? Katamu tadi gapapa, gimana sik?...

Ide Buruk | Senyum Tak Bertuan (Part 3.1)

Cari sarapan  diatas jam 10? Mimpi buruk sepertinya, awalnya pengen makan bubur di SMP 6 Surabaya, tapi mana ada bubur ayam yang jual diatas jam segini? Yaudahlah, akhirnya mau ga mau makan di McDonalds, soalnya Lula daritadi udah berisik karena tidurnya diganggu, dan ga dapet makanan. 11.20 McDonalds. "Gini dong, daritadi kan enak, udah muter - muter ga jelas, laper pula, kan emosi jadinya." "Lah, kan lu sendiri yang bangunnya kesiangan, masa salahin gue nyet?" "Ya napa lu ga bangunin gue? Elu sih?" "Eh si kampret, ga ingat ya terakhir kali lu dibangunin jadinya gimana? Ga usah pura - pura ga inget deh." "Hehehe, maap Son, jan ngambek gitu dong." "Hhhhhh" "Oh ya, gimana tuh si Putra? Jadi diajakin ga?" "Ga tau nih, daritadi ga bales, enaknya gimana?" "Yaudah tungguin aja, mungkin lagi sibuk, kan kemaren doi juga balik cepet katanya ada kerjaan?" "Iya sih, yaudah biarin aja deh...

Sore dan Laras. | Senyum Tak Bertuan (Part 3)

'... And that's why... Cinta bukan hal yang harus diucapin, tapi lebih untuk dirasakan, mungkin, pacar kamu sekarang, lagi cuek karena ada kesibukan lain, tapi siapa tau, minggu depan kamu dilamar? He just waiting for a right moment to show it to you.' "Oke, publish." Ucapku sambil menyeruput teh yang sudah menjadi dingin karena ku acuhkan, untuk menulis blog dan mengerjakan beberapa kerjaan lainnya. Ku lihat jam di dinding, memastikan sekarang jam berapa, mengerjakan kerjaan dan menulis tentu memakan banyak waktu dan benar saja ternyata jam sudah menunjukkan pukul 1 siang. Lama juga, jarang - jarang nih aku bisa ngerjain tugas dengan serius tanpa ngecek hp, batinku. Ku ambil hp, memastikan ada pesan masuk apa tidak, tentu ada banyak, sapa lagi kalo ga dari trio icik, Laras, Jessica dan Sonia. Sebenarnya Sonia ga bawel sih, cuma karena lagi dekat, makanya lebih ku bilang icik juga, kalo Laras dan Jessica? Ya, i know them luar dalam, jadi yaudah lah maklumin...