Sore dan Laras. | Senyum Tak Bertuan (Part 3)


'... And that's why... Cinta bukan hal yang harus diucapin, tapi lebih untuk dirasakan, mungkin, pacar kamu sekarang, lagi cuek karena ada kesibukan lain, tapi siapa tau, minggu depan kamu dilamar? He just waiting for a right moment to show it to you.'

"Oke, publish." Ucapku sambil menyeruput teh yang sudah menjadi dingin karena ku acuhkan, untuk menulis blog dan mengerjakan beberapa kerjaan lainnya.

Ku lihat jam di dinding, memastikan sekarang jam berapa, mengerjakan kerjaan dan menulis tentu memakan banyak waktu dan benar saja ternyata jam sudah menunjukkan pukul 1 siang. Lama juga, jarang - jarang nih aku bisa ngerjain tugas dengan serius tanpa ngecek hp, batinku.

Ku ambil hp, memastikan ada pesan masuk apa tidak, tentu ada banyak, sapa lagi kalo ga dari trio icik, Laras, Jessica dan Sonia. Sebenarnya Sonia ga bawel sih, cuma karena lagi dekat, makanya lebih ku bilang icik juga, kalo Laras dan Jessica? Ya, i know them luar dalam, jadi yaudah lah maklumin saja.

Ku mulai membalas chat dari Sonia,

Sonia:
  Put, ntar malam ikut anak - anak party yuk.
  Sekalian ngerayain tahun baruan gitu
  Mau yuk yuk
  ~(‾▿‾~) (~‾▿‾)~ 

Putra:
  Wah, party yaaa
  Engga deh, Son
  Udah berhenti akunya
  Emang anak - anak itu sapa aja?

Sonia:
  Temen - temen SMA ku Put
  Ayolah sesekali ajaaaa
  Ada Lula juga kooook

Putra:
  Wah, pasti rame banget tuh
  Mau sih...
  Cuma ya gitu, ada kerjaan.
  Kamu mau ngerjain kerjaanku ndak? Hahaha

Sonia:
  Ga wes
  Orang thesis ku aja ga ada kabar
  (‾⌣‾"٥)

Putra:
  Nah loh
  Kamu ada kerjaan masih bisa - bisanya party
  Hahahaha
  ( ˘⌣˘)づ)˚з°) 

Sonia:
  Sesekali santai lah
  Kek kamu ga pernah numpuk tugas aja
  ƪ(˘ε˘“)ʃ 

Putra:
  Iya sih hahaha
  Yaudah, hati - hati ya, Son

Sonia:
  Yaaaah
  Yakin nih ga mau ikutan, Put?

Putra:
  Iyaaa, yakin
  Ku selesaikan dulu hari ini semua
  Kalo bisa ntar aku nyusul deh
  Soalnya abis tahun baru bakalan ada jalan - jalan ke Europe
  Makanya, kudu kelar sekarang
  Hahaha

Sonia:
  Europe? Seriusan?
  Waaaah enak banget hidupmu, Put
  Jalan - jalan mulu isinya
  Ajakin dong aku kapan - kapan
  :p

Putra:
  Mau? Yuk ikutan sini :p

Sonia:
  Eh? Seriusan nih?

Putra:
  Iyaaaaa
  Tapi pake uang ndiri ya :p

Sonia:
  Yeee, sama aja boong keleus
  Ku upilin nih ya
  (‾-ƪ‾) ( ‾-‾)-σ•••• 

Putra:
  Yek, jorok
  Yeeeeeeeeek

Sonia:
  Biarin dong
  Kan kamu rajanya jorok
  HAHAHA

Pesan dari Sonia selalu gitu, berasa kek chat - chatan sama anak kecil, entah kenapa. Menurutku sih, mungkin karena dia anak bungsu makanya begitu, kebiasaan di manja, padahal umur dia kalau ga salah sekitar 21 - 22 tahun mungkin. Untungnya manis, makanya aku ga terlalu masalahin.

Ku lanjut balas pesan dari Laras,

Putra:
  Jadi keluar ga nih, Ras?

Laras:
  Jadi doooong
  Udah kelar kan kerjaanmu?

Putra:
  Udah kok, mau kemana sih kita?
  Cari sepatu aja kan?
  Malamnya aku ada acara soalnya.

Laras:
  Iyaaa
  Bentar doang kok
  Jam berapa nih? Sekarang?

Putra:
  Jam 2 ya
  Ku susul apa gimana nih?

Laras:
  Susul dooooong
  Kamu tega nyuruh aku berangkat sendirian?:((((

Putra:
  Hhhhhh
  Iya, tuan putri
  Beres deh

Laras:
  Hehehehe
  Yaudah ku tungguin
  Aku siap - siap dulu.
  Don't be late.

Ku langsung ambil kontak mobil, ganti baju dan berangkat ke rumahnya Laras, jarak rumahnya Laras itu sebenarnya ga jauh - jauh amat, ya sekitar 9 - 10 km mungkin, cuma karena daerah rumahnya yang sering macet, makanya berangkat duluan, daripada diomelin sama Laras. Oh ya, pesan Jessica gimana kabar? Biarin aja deh, daripada ntar anak itu maksa, jadi susah kan.

13.55

Ku sampai lebih awal, jalanan ga terlalu macet tadi, berhenti di beberapa titik karena ada pembangunan jalan. Rumah Laras sekarang lebih besar daripada dulu, terakhir kali ke rumahnya 3 tahun yang lalu, sekarang rumahnya 2 lantai, dan parkirannya lebih luas, taman yang dulu biasanya dibuat main kalau lagi ke rumah Laras, sudah dipangkas habis menjadi tempat parkir.

"Ras, rumahmu gedean sekarang ya."
"Iya, Put. Tahun lalu jadinya."
"Oh, tapi sekarang udah ga ada tamannya ya, sayang sekali, Ras."
"Hahaha, iya Put. Kata papa, daripada mobilnya taruh diluar, mending tamannya dihilangin, ga enak kalo misalnya mobilnya ganggu yang lain."
"Oh ya bagus deh, udah siap? Yuk cabut."
"Bentar, ku ambil tas dulu, ntar dandan di mobil aja ya."
"Lah? Daritadi belum siap - siap? Ras....
"Hahahaha, kan cuma keluar sama kamu aja toh Put, tenang dong ah."
"Yaudah deh aku ga komen, daripada kamu ceramahin ntar."
"Gitu dong, bentar yaaaaa"

Ku tunggu di mobil, ga sampai 5 menit si Laras menyusul. Mobil langsung ku pacu keluar dari komplek perumahan Laras.

"Mau kemana, Ras?"
"Terserah kamu deh Put, aku ngikut aja"
"Loh? Katanya cari sepatu?"
"Iya sih, tapi ga harus kok. Hehehe."
"Oh, jadi sebenarnya hari ini ga ada niatan buat nyari sepatu gitu? Cuma pengen ngajak keluar?"
"Iya, hehehe. Boleh yayayaya"
"......"
"Ayo dong, Putra baik kaaan"
"Iya deh, mau kemana?"
"Terserah deh, ngikut aja aku."
"Ras... kamu ga ada tujuan nih?"
"Iya hehehe..."
"Okelah.... Yaudah kita makan aja gimana?"
"Iya boleh"
"Makan apa?"
"Terserah."
"Ras, please kalo sama aku jangan ngomong terserah."
"Loh aku ga tau loh Put."
"Yaudah yaudah, makan bebek mau ga?"
"Ga mau"
"Sushi?"
"Engga deh."
"Soto gimana?"
"Hmmmm... Nope, sushi aja deh, gimana?"
"Kan tadi aku nyaranin sushi... astaghfirullah...."
"Hehehehe...."
"Sushi mana deh?"
"Nah itu aku gatau."
"Yaudah Sushi Tei aja, gimana?"
"Yuk cus."
"Kelakuan deh."
"Hehehe"

Keluar sama Laras sebenarnya menyenangkan, karena udah lama juga ga ketemu jadi banyak banget yang diomongin, meskipun endingnya ga enak karena aku harus bayarin makanan seperti biasa. Hampir selama perjalanan, dari berangkat sampai mau pulang, Laras ngomong terus, kek ga ada remnya gitu, overall, selalu menyenangkan kalau sehabis keluar dengan Laras.

Perjalanan pulang setelah makan bareng Laras. Hujan cukup deras, ditambah orang banyak yang mau tahun baruan diluar, jadi jalanan macet banget, dan stuck lah kita di mobil.

*#np Jason Mraz ft James Morrison - Details in The Fabric"

"Ras, inget lagu ini ga?"
"Lagu apa?"
"Ini, dengerin deh coba."
"..."
"Inget ndak?"
"Oh yayaya inget kok."

Lalu kita nyanyi bareng.

If it's a broken part, replace it
If it's a broken arm, then brace it
If it's a broken heart, then face it


Ada hening panjang, kita saling tatap, dan kita ciuman.

*bersambung.*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penghamba Diet.

Pelacur Metropolitan