Resensi Sabtu Bersama Bapak
Sabtu Bersama Bapak.
“Hai, Satya! Hai, Cakra!” Sang
Bapak melambaikan tangan.
“ini Bapak. Iya, bener kok, ini
Bapak. Bapak Cuma pindah ke tempat lain. Gak sakit. Alhamdulillah, berkat doa
Satya dan Cakra.
...
Mungkin Bapak, tidak dapat duduk
dan bermain di samping kalian. Tapi, bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan
Bapak di samping kalian.
Ingin tetap dapat bercerita
kepada kalian.
Ingin tetap dapat mengajarkan
kalian.
Bapak sudah siapkan.
Ketika kalian punya pertanyaan,
kalian tidak pernah perlu bingung kemana harus mencari jawaban.
I don’t let death take these,
away from us.
I don’t give death, a chance.
Bapak ada di sini. Di samping
kalian.
Bapak sayang kalian.”
---
Itu tadi merupakan salah satu
cuplikan dari percakapan di video, dari buku Sabtu Bersama Bapak, yang dimana menjadi salah satu buku best
seller karangan Adhitia Mulya, yang duluuu banget juga pernah ngeluarin buku
best seller Jomblo tahun 2007 lalu,
kalo ga salah.
Nah, buku dari Adhitia Mulya ini
tentunya mengangkat masalah pribadinya dia, berhubungan tentang parenting.
Gimana cara mengurus anak yang baik, cara memberitahukan kepada anak tentang
sesuatu sehingga anak ga salah arah, apalagi, dalam buku ini, susahnya si Bapak
adalah karna dia harus meninggal muda karena serangan jantung, dan waktu itu,
posisi anak – anaknya masih muda, sekitar 8 – 10 tahun, dan dia ga ngebiarin
kematian buat ngelepas tanggung jawabnya dia dalam mendidik dan mengayomi
anaknya.
Buku ini, jujur sangat
menyenangkan, karna permasalahan yang dibahas adalah permasalahan sehari –
hari, eh bukan sehari – hari sik, lebih tepatnya ga asing sama kehidupan kita.
Terutama yang baru aja berkeluarga. Dan kisah dari anak – anaknya, si Cakra dan
Satya pun ga kalah menarik, karna si Satya, sebagai kakak, dia digambarkan
sebagai sosok yang sangat ambisius dan visioner, tapi karna terlalu
visionernya, sehingga dia lupa akan apa yang seharusnya dia lakuin, untuk tetep
hadir dan selalu ada buat istri dan anak - anaknya. Seems like what we see in
reality, right?
Cerita si Cakra pun ga kalah
menarik, karna disini, dia digambarkan sebagai cowo mapan, punya rumah, mobil,
cakep juga. Tapi kalah cakep sama kakaknya sih hahaha, dan dia mendapatkan
julukan si Jomblo Abadi. Wow. Kok Bisa?
Ya, karna selama hidup, si Cakra ini ga pernah pacaran sama sekali, tapi
bukan karna ga laku ya... eh itu termasuk salah satunya sik. Tapi ada juga
pesan dari Bapak yang selalu diingat oleh si Cakra. Penasaran kan?
Bahasa yang digunakan sama
Adhitia Mulya dalam buku ini pun sebenarnya cukup simple sekali, terutama buat
yang jarang baca buku, sekali baca langsung ngerti kok, tapi dalam buku ini
case yang ada itu berasa kurang. Kurang penekanan, struggle dan usaha yang ada
juga ga dijelasin di buku ini, jadinya kadang kita kurang bisa dapet suasananya
gitu, tapi cuplikan kata – kata dalam video bapak sangat mengena di hati.
Uuuuuhhh.
Komentar
Posting Komentar